Gotong Royong Pembangunan Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) dari Dana Desa di Dusun Gesangan
Dusun Gesangan, Kecamatan Suruh, Kabupaten Semarang – Pemerintah Desa Suruh melalui program Dana Desa terus berupaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat, terutama dalam hal pemenuhan kebutuhan dasar seperti rumah yang layak huni. Salah satu program unggulan yang tengah dijalankan adalah pembangunan rumah tidak layak huni (RTLH) bagi warga yang membutuhkan di Dusun Gesangan. Pada bulan November 2024, kegiatan pembangunan rumah RTLH ini dilakukan melalui gotong royong bersama antara pemerintah desa dan masyarakat setempat.
Tujuan Pembangunan Rumah Tidak Layak Huni (RTLH)
Pembangunan rumah tidak layak huni (RTLH) di Dusun Gesangan merupakan bagian dari upaya pemerintah untuk memperbaiki kualitas hidup warganya, khususnya mereka yang tinggal di rumah yang tidak memenuhi syarat kesehatan dan keamanan. Program ini bertujuan untuk:
- Meningkatkan Kualitas Hidup: Memberikan rumah yang layak, aman, dan sehat bagi keluarga miskin di Dusun Gesangan.
- Pemberdayaan Masyarakat: Melibatkan masyarakat secara langsung dalam pembangunan rumah mereka sendiri melalui gotong royong, yang tidak hanya mempercepat proses pembangunan tetapi juga memperkuat ikatan sosial di antara warga.
- Penggunaan Dana Desa secara Optimal: Memanfaatkan Dana Desa yang telah dialokasikan oleh pemerintah pusat untuk pembangunan infrastruktur dan pemenuhan kebutuhan dasar di desa.
Proses Gotong Royong Pembangunan RTLH
Pembangunan rumah tidak layak huni ini melibatkan masyarakat Dusun Gesangan dalam bentuk gotong royong yang menjadi tradisi turun-temurun di masyarakat desa. Kegiatan ini dimulai dengan koordinasi antara perangkat desa, RTLH penerima manfaat, dan warga setempat. Proses pelaksanaan kegiatan dapat dijelaskan dalam beberapa tahap:
-
Penentuan Lokasi dan Pemilihan Keluarga Penerima Manfaat
Sebelum pelaksanaan, perangkat desa bersama dengan Badan Permusyawaratan Desa (BPD) dan tokoh masyarakat melakukan musyawarah untuk menentukan siapa saja keluarga yang berhak menerima bantuan RTLH. Penentuan ini dilakukan berdasarkan survei lapangan dan data kemiskinan yang ada. Selain itu, memastikan bahwa penerima manfaat benar-benar membutuhkan bantuan rumah yang layak huni menjadi prioritas utama.
-
Perencanaan dan Penyusunan Anggaran
Setelah penerima manfaat ditetapkan, tahap berikutnya adalah penyusunan rencana anggaran yang akan digunakan untuk pembangunan rumah. Dana yang digunakan berasal dari alokasi Dana Desa yang telah disetujui oleh pemerintah desa untuk pembangunan rumah tidak layak huni. Anggaran ini meliputi biaya material, alat, serta tenaga kerja yang dilibatkan dalam kegiatan pembangunan.
-
Pelaksanaan Gotong Royong
Proses pembangunan dimulai dengan kegiatan gotong royong yang melibatkan seluruh masyarakat setempat. Warga Dusun Gesangan, baik pria maupun wanita, saling bahu-membahu untuk membangun rumah penerima manfaat. Mereka bekerja sama dalam penggalian pondasi, pemasangan dinding, pembuatan atap, dan penyelesaian interior rumah. Alat-alat yang digunakan adalah alat tradisional seperti cangkul, balok, palu, dan pahat. Proses ini berlangsung dengan semangat kebersamaan, saling membantu, dan bergotong royong tanpa mengharapkan imbalan uang.
-
Penggunaan Material Lokal dan Ramah Lingkungan
Dalam pembangunan rumah RTLH ini, masyarakat mengutamakan penggunaan material lokal dan ramah lingkungan. Misalnya, bahan batu bata, kayu, dan atap seng yang mudah didapatkan di sekitar desa. Penggunaan material lokal ini tidak hanya mempermudah proses pembangunan, tetapi juga mengurangi biaya yang dibutuhkan untuk membeli bahan bangunan dari luar desa.
-
Keterlibatan Perangkat Desa dan Lembaga Desa
Selama proses pembangunan, perangkat desa dan BPD terus memantau jalannya kegiatan untuk memastikan bahwa pembangunan rumah RTLH sesuai dengan standar kualitas yang telah ditetapkan. Mereka juga memastikan bahwa penggunaan Dana Desa berjalan dengan transparan dan akuntabel, serta memberikan pendampingan teknis kepada warga yang terlibat dalam pembangunan.
Manfaat Pembangunan RTLH bagi Warga Dusun Gesangan
Program pembangunan rumah tidak layak huni ini membawa dampak positif yang sangat besar bagi warga yang menerima bantuan. Beberapa manfaat yang langsung dirasakan antara lain:
-
Peningkatan Kualitas Hunian
Rumah yang sebelumnya dalam kondisi tidak layak huni, kini dapat diperbaiki menjadi rumah yang lebih aman, sehat, dan nyaman untuk ditinggali. Dengan kondisi rumah yang lebih baik, kesehatan keluarga penerima manfaat juga akan meningkat, karena rumah yang layak huni memiliki ventilasi yang baik, atap yang tidak bocor, dan kondisi lingkungan yang lebih bersih.
-
Pemberdayaan Masyarakat
Melalui kegiatan gotong royong, masyarakat tidak hanya membantu membangun rumah tetangga mereka, tetapi juga saling mempererat hubungan sosial antarwarga. Kegiatan ini memperkuat rasa kebersamaan dan solidaritas di antara masyarakat Dusun Gesangan. Selain itu, mereka juga mendapatkan pengalaman dan keterampilan baru dalam pembangunan rumah.
-
Penghematan Biaya Pembangunan
Dengan adanya gotong royong, biaya pembangunan rumah bisa ditekan jauh lebih murah. Tenaga kerja gratis yang dihasilkan dari partisipasi warga setempat mengurangi biaya yang harus dikeluarkan oleh pemerintah desa, sehingga lebih banyak keluarga yang bisa mendapatkan bantuan rumah.
-
Optimalisasi Dana Desa
Penggunaan Dana Desa untuk pembangunan RTLH ini bisa lebih efisien dan tepat sasaran. Dengan melibatkan masyarakat dalam pembangunan, dana desa digunakan dengan transparan dan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Warga yang terlibat dalam gotong royong juga merasa memiliki tanggung jawab untuk menjaga kualitas dan keberlanjutan proyek.
Gotong Royong Rehabilitasi RTLH Bersama Bapak-Bapak Lansia: Semangat Tak Pernah Pensiun
Di tengah semangat gotong royong yang menjadi ciri khas desa kita, sebuah kegiatan mulia kembali terlaksana: rehabilitasi rumah tidak layak huni (RTLH) milik salah satu warga kurang mampu. Yang menarik dari kegiatan ini adalah keterlibatan aktif bapak-bapak lansia yang turut ambil bagian dalam proses gotong royong.
Meski usia tak lagi muda, semangat para lansia ini justru menjadi penyemangat bagi warga lainnya. Dengan alat seadanya, mereka ikut memotong bambu, mengangkat genteng, atau sekadar membantu menyiapkan makanan dan minuman bagi para pekerja. Keikutsertaan mereka menjadi bukti bahwa usia bukan penghalang untuk tetap berguna bagi sesama.
Lansia: Kekuatan Sosial yang Kerap Terlupakan
Para bapak lansia ini memiliki pengalaman dan keterampilan yang luar biasa. Mereka paham cara membangun rumah tradisional, mengukur sudut-sudut pondasi dengan insting yang tajam, dan memberi arahan kepada generasi muda yang turut serta. Bagi mereka, membantu sesama adalah panggilan jiwa, bukan beban.
“Selama badan masih kuat dan mata masih bisa lihat paku, saya siap kerja,”
Manfaat Ganda: Fisik Bergerak, Hati Bahagia
Keterlibatan lansia dalam kegiatan rehab RTLH bukan hanya berdampak pada keberlangsungan proyek, tetapi juga sangat baik untuk kesehatan fisik dan mental mereka. Aktivitas fisik ringan yang dilakukan menjaga tubuh tetap bugar, dan interaksi sosial menghindarkan mereka dari rasa kesepian.
Lebih dari itu, mereka merasa dihargai, dilibatkan, dan menjadi bagian penting dari komunitas.
Harapan ke Depan
Program pembangunan rumah tidak layak huni dari Dana Desa ini diharapkan dapat berlanjut ke tahun-tahun berikutnya, dengan target yang semakin banyak keluarga miskin yang mendapat bantuan. Selain itu, kegiatan ini juga diharapkan dapat menjadi contoh untuk desa-desa lain dalam memanfaatkan Dana Desa secara optimal dan bermanfaat langsung bagi masyarakat.
Pemerintah desa juga berharap agar gotong royong yang telah berjalan dengan lancar ini dapat menjadi budaya yang terus berkembang, tidak hanya dalam pembangunan rumah, tetapi juga dalam berbagai aspek kehidupan lainnya. Dengan saling bekerja sama, desa-desa di Kecamatan Suruh dapat berkembang lebih cepat, mandiri, dan berdaya saing.
27 Maret 2025 14:51:27
Thanks for your sharing! this is really helpful, I am always trying to <a href="https://escaperoads.org">escape...