Gunung Sadang, yang terletak di wilayah Desa Cukil, menjadi saksi hidup atas pelestarian tradisi lokal yang sarat makna spiritual dan sosial. Salah satu tradisi yang masih dijaga dengan baik oleh masyarakat setempat adalah Selamatan Gunung Sadang, sebuah upacara adat untuk memohon keselamatan, kesejahteraan, dan keberkahan dari Sang Pencipta.
Selamatan Gunung Sadang merupakan wujud syukur masyarakat terhadap alam yang memberikan kehidupan, sekaligus doa bersama agar terhindar dari bencana alam maupun gangguan lainnya. Tradisi ini juga menjadi pengingat pentingnya menjaga harmoni antara manusia dan lingkungan.
Dalam kepercayaan lokal, Gunung Sadang dianggap sebagai tempat yang sakral. Oleh karena itu, upacara selamatan menjadi cara masyarakat untuk menunjukkan rasa hormat kepada alam sekaligus menyatukan masyarakat dalam kebersamaan.
Selamatan Gunung Sadang biasanya dilaksanakan setahun sekali, bertepatan dengan bulan tertentu yang dianggap baik oleh masyarakat adat. Prosesi ini melibatkan berbagai elemen masyarakat, termasuk tokoh agama, tokoh adat, dan warga setempat.
Rangkaian Acara
- Doa Bersama : Upacara dimulai dengan pembacaan doa yang dipimpin oleh tokoh agama atau sesepuh adat. Doa ditujukan untuk memohon keselamatan, perlindungan, dan kesejahteraan bagi seluruh warga.
- Pengantaran Sesaji : Sesaji berupa hasil bumi seperti padi, buah-buahan, bunga, dan makanan tradisional diantarkan ke lokasi tertentu di sekitar Gunung Sadang. Sesaji ini melambangkan rasa syukur atas rezeki yang diperoleh dari alam.
- Kenduri atau Tasyakuran : Setelah ritual sesaji, acara dilanjutkan dengan kenduri atau makan bersama. Hidangan yang disajikan berasal dari kontribusi setiap warga, sebagai simbol gotong royong dan kebersamaan.
- Kesenian Tradisional : Beberapa kelompok masyarakat juga menampilkan seni tradisional, seperti kuda lumping, wayang, atau musik gamelan, untuk memeriahkan acara dan melestarikan budaya lokal.
Selamatan Gunung Sadang tidak hanya memiliki dimensi spiritual, tetapi juga sosial. Kegiatan ini mempererat hubungan antarwarga, mengingatkan pentingnya kebersamaan, dan menumbuhkan kepedulian terhadap lingkungan.
Secara ekologis, tradisi ini juga menjadi momen bagi masyarakat untuk mengingatkan diri agar terus menjaga kelestarian Gunung Sadang sebagai sumber kehidupan dan warisan alam.
Melalui Selamatan Gunung Sadang, masyarakat setempat berharap tradisi ini terus dilestarikan oleh generasi berikutnya. Selain itu, mereka juga berharap kesadaran akan pentingnya menjaga harmoni dengan alam semakin tumbuh, baik di kalangan warga lokal maupun masyarakat luar.
Tradisi Selamatan Gunung Sadang bukan hanya warisan budaya, tetapi juga pengingat bahwa keseimbangan alam dan manusia harus senantiasa dijaga demi masa depan yang lebih baik.
27 Maret 2025 14:51:27
Thanks for your sharing! this is really helpful, I am always trying to <a href="https://escaperoads.org">escape...